Pernyataan Presiden tentang gajinya yang selama 7 tahun tidak naik menimbulkan banyak kontroversi. Setiap pernyataan Presiden pasti mendapat reaksi. Terlebiih gaji merupakan persoalan yang sangat sensitif di Indonesia.
Idealnya seorang pemimpin negara tidak banyak bicara tentang “saya” tetapi tentang “rakyatnya”. Berusaha tidak menampakkan kegalauannya,kesedihan dan bicara didepan publik yang substansial saja.
Bagaimana dengan rakyat yang makan nasi aking?
Melihat secara utuh pernyataan presiden dalam beberapa kesempatan dengan konteks yang sama ingin menyatakan bahwa ini adalah motivasi. Mungkin pernyataannya benar tapi pada waktu yang tidak tepat. Sehingga bukan simpati yang didapat tapi menjadi antipati seperti layaknya boomerang. Pesan yang ditanggap publik ada kesan gajinya tidak cukup tapi tetap loyal, bekerja keras atau ada apa dibalik pernyataan tersebut. Memberi catatan bahwa publik marah, prihatin melihat kondisi negeri ini dengan rakyat yang masih jauh lebih banyak kekurangan tetapi pemimpinnya mengeluh.
Karena pernyataan ini terlontar 3 kali yang terekam di publik. Jadi publiklah yang menilainya terlebih ini merupakan Negara demokrasi.
Semoga tidak menjadi polemik karena masih banyak masalah yang jauh lebih penting yang harus segera dibenahi di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar